1. Presiden Soekarno
Sosok presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, memiliki emosional yang meledak-ledak. Namun tidak jarang lembut dan menyukai keindahan. Bahkan dalam sebuah momen, ia begitu menyayangi anak-anak yang tengah mengunjungi Istana Merdeka. Tak segan ia menemani mereka berkeliling dan berinteraksi berbalut keriangan.
Sang proklamator membawa gaya kepemimpinan yang berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai. Sehingga sangat konsisten dan fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dari Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif. Sosok yang memiliki nama lahir Koesno Sosrodihardjo tersebut, juga kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa lain di Asia dan Afrika. Ia juga menguatkan pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Contoh kasusnya : Pada puncak kepimimpinannya Soekarno pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
2. Presiden Soeharto
Berawal dengan adanya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir. Kemudian berganti pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif maupun keputusan. Selain itu juga tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya dan konsisten dengan segala keputusan yang telah ditetapkan.
Contoh kasusnya : Soeharto mengakali pasal yang mengatur tentang masa jabatan presiden sehingga dia bisa terpilih terus sampai 6 periode atau 30 tahun menjabat sebagai presiden Indonesia.
3. B.J. Habibie
Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan tersebut, menjadi presiden bukan karena keinginannya. Hanya karena kondisi, sehingga naik tahta menjadi presiden. Sosok yang cerdas, tapi terlalu lugu dalam politik.
Sebenarnya gaya kepemimpinan Presiden B.J. Habibie adalah gaya kepemimpinan Dedikatif-Fasilitatif, merupakan sendi dan Kepemimpinan Demokratik. Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kebebasan pers dibuka lebar-lebar. Sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan perundang-undangan banyak dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Habibie sangat terbuka dalam berbicara. Tetapi tidak pandai dalam mendengar. Akrab dalam bergaul, tetapi tidak jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tetapi kurang tekun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Contoh kasusnya : Ketika Habibie mengusulkan melepaskan timur timor dari Indonesia pihak pemerintah lainnya setuju dengan Apa yang di usulannya ,karena mereka percaya apa yang Habibie usulkan pasti ada benarnya.
4. Abdurahman Wahid
Seorang kiai yang sangat liberal dalam pemikirannya, penuh dengan ide, tidak disiplin, dan berkepemimpinan ala LSM. Gaya kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid adalah gaya kepemimpinan Responsif-Akomodatif, yang berusaha untuk mengagregasikan semua kepentingan yang beraneka ragam. Harapannya dapat menjadi satu kesepakatan atau keputusan yang memiliki keabsahan.
Pelaksanaan dan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan diharapkan mampu menggerakkan partisipasi aktif para pelaksana di lapangan. Karena merasa ikut terlibat dalam proses
Contoh kasusnya : Gus Dur telah berhasil menghindarkan Indonesia dari konflik berkepanjangan yang di sebabkan oleh fanatisme agama , etnis , dan golongan.
5. Megawati Soekarno Putri
Presiden perempuan satu-satunya hingga saat ini, terlihat berpenampilan tenang dan tampak acuh dalam menghadapi persoalan. Tetapi dalam hal-hal tertentu, Megawati memiliki determinasi dalam kepemimpinannya, misalnya mengenai persoalan di BPPN, kenaikan harga BBM dan pemberlakuan darurat militer di Nanggroe Aceh Darussalam.
Gaya kepemimpinan megawati yang anti kekerasan tepat sekali untuk menghadapi situasi bangsa yang sedang memanas. Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran. Ia cukup lama menimbang-nimbang suatu keputusan yang akan diambilnya. Tetapi begitu keputusan itu diambil, tidak akan berubah lagi. Gaya kepemimpinan seperti itu bukanlah suatu kelemahan.
Contoh kasusnya : Megawati berunding dengan seluruh instansi terkait tentang di berlakukannya
operasi militer di Aceh untuk membasmi GAM karena di anggap makar dan bersih keras ingin memisahkan diri dari Indonesia , Dan akhirnya Seluruh instansi terkait meberikan pendapat-pendapat yang setuju akan berlakunya operasi militer tesebut.
6. Susilo Bambang Yudhono
Sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir sebagai presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Sosok yang terlihat mampu dan bisa menjadi presiden. Kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat membaik di era kepemimpinannya. Sayangnya, ia tidak mendapat dukungan kuat di Parlemen. Hal tersebut membuat SBY tidak leluasa mengambil keputusan. Karena harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus korupsi dari orang dengan latar belakang partai politik besar, terlihat kesulitan.
Contoh kasus nya : Ketika bawahannya memberi saran untuk menaikan anggaran pendidikan menjadi 20% dari seluruh anggaran APBN di karenakan masih minimnya fasilitas pendidikan di beberapa daerah terpencil di Indonesia lalu SBY menyetujui dengan saran yang si berikan bawahannya.
7. Joko Widodo
Putra asli Solo tersebut hadir sebagai presiden ke-7 Republik Indonesia. Gaya blusukannya menjadi ciri khas kepemimpinannya baik saat sebagai kepala daerah dan juga saat menjabat presiden. Selain itu prinsip sebagai pelayan rakyat membuatnya mulus menempati tampuk kepemimpinan sebagai Walikota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta, dan akhirnya sebagai RI 1.
Tindakan dari presiden yang akrab juga dipanggil Jokowi tersebut, kadang-kadang sulit untuk ditebak. Tetapi setiap kebijakannya, pada dasarnya dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Model kepemimpinan seperti ini telah lama didambakan masyarakat Indonesia.
Contoh kasusnya : Instansi di bidang kesehatan memberi saran dan berdiskusi dengan Jokowi agar mengeluarkan peraturan bahwa mudik pada tahun 2020 ini di larang agar bisa memutus matai rantai virus covid-19 ini . Lalu Jokowi mensetujuinya dan mengeluarkan pernyataan bahwa mudik di tahun 2020 ini di larang dan akan di tindak tegas bila ada pelanggarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar